Dalam al-Qur’an istilah model anak dipanggil dengan empat istilah/kedudukan, yakni 1).Ziinatun (perhiasan) 2).Fitnah (ujian & cobaan), dan 3).Qurrota a’yun, (penyejuk mata hati) 4). ‘Aduwwun (musuh). Tentu kita sebagai orang tua mengharapkan anak kita masuk dalam kategori yang ketiga “Qurrota a’yun”, karena qurrota a’yun inilah yang disebut anak shaleh”, sebagaimana doa yang dipanjatkan Nabi Zakariya AS
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”(QS: al-Furqon, 74).
Namun, untuk mendapatkan kategori tsb diperlukan ketekunan dan konsisten orang tua dalam berupaya untuk mewujudkannya, selain itu doa yang harus selalu mengalir dari hati orangtuanya. Seyogyanya, orang tua menjadi figure/teladan untuk anak-anaknya. Karena anak merupakan cermin dari orang tuanya.
Berbicara tentang anak di zaman 4.0 sekarang ini, tidak sedikit sikap abai dan pasif orang tua dalam mengawasi dan membimbing anak-anaknya dalam menggunakan gadget/HP, dari mulai umur dini sampai remaja, saya perhatikan sebagian besar orang tua terkesan mudah memberikan gadget sebagai pegangan keseharian anaknya dan tidak terlalu khawatir dengan dampak negatif yang akan ditimbulkan dari penggunaan gadget secara terus- menerus dengan tanpa pengawasan dan penjadwalan, sehingga tidak aneh jika banyak anak-anak yang menjadi dewasa prematur, mereka asyik menggunakan HP diberbagai titik sudut rumah, sekolah dan jalan yang akhirnya membuat pola hidupnya tak teratur bahkan sulit diatur.
Penggunaan gadget tanpa pengawasan dan penjadwalan dari ortu itu akan berpengaruh negatif pada perkembangan nilai agama, interaksi sosial di sekitar dan psikologi anak, sebab gadget bagi anak akan menimbulkan ketergantungan dan menyebabkan mereka makin terisolasi dari kehidupan sosial nyata. Alhasil, anak akan rentan terhadap depresi ketika “dipaksa” untuk berhadapan dengan dunia nyata. Padahal manajemen penggunaan gadget bagi anak merupakan langkah awal edukasi dan proteksi sebagai perwujudan amanah dan juga langkah dari realisasi harapan ortu diatas. Memang tidak dipungkiri bahwa gadget memiliki dampak positif seperti dipergunakan untuk media informasi & pembelajaran, ada juga yang masuk kategori daruruat/bahaya yang seringkali sebagai jalam menenangkan anaknya yang rewel atau nangis juga atas dasar kesibukan orang tua namun tanpa penjadwalan dan pengawasan.
Perlu diketahui bahwa tipe anak (baligh) sebagai generasi digital itu sebagai:
1. Eksistensi diri ; anak berupaya ingin membuktikan keberadaan mereka dengan membuat berbagai akun media sosial (Facebook, Instagram, Youtube, Tiktok dll).
2. Ekspresi bebas ; anak cenderung blak-blakan, berfikir terbuka, bebas dan tidak suka diatur. Dalam hal ini, dunia maya menawarkan kebebasan berekspresi.
3. Pembelajar ; anak mampu belajar jauh lebih cepat melalui kemudahan dalam mengakses informasi yang jauh lebih cepat dengan berbagai mesin pencari (Google,dll).
Akhir kata simpulanku bagi orang tua zaman now terkait pemberian gadget bagi anak itu bukan melarang anak-anak menggunakan gadget, karena mereka merupakan generasi “digital native” yang sudah mengenal media elektronik sejak lahir yang berbeda dengan zaman kita dulu. Maka tugas kita sebagai orang tua mempersiapkan, membimbing anak-anak menghadapi era digital ini dengan sukses tanpa mengindahkan pendidikan agama dan perkembangan hubungan aktif sosial disekitarnya, sebab langkah proteksi melalui monitoring (pengawasan), timing (penjadwalan) dsb tsb sebagai usaha serius mengemban amanah Tuhan dan dalam rangka merealisasikan cita-cita kita sebagai ortu.
TIPS Bagi orang tua dalam mendamping anak di era digital :
1.Tingkatkan ilmu pengetahuan orang tua, terkhusus parenting, operasional gadget juga dampak positif dan negatif dari gadget.
a.Meski orang tua cenderung lebih ‘gaptek’ dibanding anak, namun di era digital ini, orang tua harus senantiasa mengikuti perkembangan kemajuan teknologi. Luangkan waktu untuk belajar hal baru terkait media sosial dan dunia maya, agar bisa mendampingi dan memantau anak ‘berselencar’ lebih jauh.
2.Arahkan anak untuk ‘bijak’ menggunakan media digital
a.Orang tua memiliki kendali untuk membatasi waktu penggunaan gadget bagi anak, sesuai dengan usia anak. Tetap upayakan agar anak lebih banyak waktu untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung dengan dunia sosial yang nyata dan mengekplorasi lingkungan secara langsung melalui berbagai aktivitas seperti bermain di alam, membaca, berolahraga, dll.
b.Arahkan dan kontrol anak untuk menggunakan gadget untuk tujuan positif yang bisa memaksimalkan tumbuh kembang mereka.
c.Batasi secara bijak aktivitas dan etika anak berkomunikasi di dunia maya.
3.Pilihkan program/aplikasi positif dalam gadget yang bisa men’screening’ secara langsung hal-hal yang berdampak negatif terhadap perkembangan anak seperti konten porno dll.
4.Dampingi & tingkatkan interaksi bersama anak dalam penggunaan gadget/media digital.
Sudahkah kita mempersiapkan diri menjadi orang tua yang bijak di era serba digital ini? Apakah anak-anak kita akan Qurrotu a’yun di dunia dan akhirat nanti atau sebaliknya mereka menjadi aduwwun yang akan mempersulit & mencegah kita masuk surga?
If Your Plan for 1 year, Plant a rice!
If Your Plan for 10 years, Plant a tree!
If Your Plan for 100 years, Educate Children!
Wallahu a’lam
By: Ahmad Idhofi
Komentar Terbaru